Muktuk: Keunikan Kuliner Tradisional Suku Inuit

Muktuk: Keunikan Kuliner Tradisional Suku Inuit

Ketika berbicara tentang kuliner tradisional suku Inuit, salah satu makanan yang patut mendapat perhatian adalah Muktuk. Muktuk adalah hidangan yang berasal dari kulit dan lemak paus, yang telah menjadi bagian penting dari budaya dan kehidupan masyarakat Inuit di Greenland dan kawasan Artik lainnya. 

Baca juga : Wedang Pejuh

Pada abad ke-21, tradisi perburuan paus masih dilakukan oleh beberapa komunitas Inuit sebagai upaya menjaga tradisi dan keberlanjutan hidup. Dalam praktiknya, kulit dan lemak paus biasanya dimakan mentah sebagai camilan, sementara bagian dagingnya dipotong-potong untuk disimpan dan dikonsumsi di kemudian hari.

Muktuk tidak hanya menjadi makanan tradisional yang sarat nilai budaya, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. Epidermis Muktuk mengandung vitamin C dalam jumlah tinggi, hingga 38 mg per 100 gram, yang menjadikannya sumber antiscorbutic alami. Hal ini penting, terutama dalam kondisi ekstrem di Artik, di mana sayuran dan buah segar sulit didapatkan. 

Selain itu, kandungan lemaknya merupakan sumber vitamin D yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang, terutama bagi mereka yang tinggal di lingkungan minim sinar matahari. Para penjelajah Arktik Inggris bahkan memanfaatkan Muktuk sebagai cara untuk mencegah penyakit kudis.

Namun, Muktuk bukanlah makanan yang mudah diterima oleh semua orang. Dengan tekstur yang mirip plastik dan warna merah muda yang mencolok, makanan ini sering kali dianggap sukar untuk ditelan oleh mereka yang tidak terbiasa. Aroma dan rasa khasnya mencerminkan habitat paus itu sendiri, yakni perairan dingin dan bersih di Artik. 

Walaupun demikian, bagi masyarakat Inuit, Muktuk adalah makanan yang bernilai tinggi, tidak hanya karena gizi yang dikandungnya, tetapi juga karena keterikatannya dengan alam dan tradisi leluhur.

Kuliner Tradisional Suku Inuit


Proses pembuatan Muktuk cukup sederhana tetapi memerlukan ketelitian. Kulit dan lapisan lemak paus dipotong dengan hati-hati menggunakan pisau tajam. Bagian ini kemudian dicuci untuk membersihkan sisa-sisa darah dan kotoran. Dalam banyak kasus, Muktuk dimakan mentah untuk menjaga kandungan nutrisinya, tetapi beberapa orang memilih untuk menggoreng atau merebusnya sesuai selera. 

Metode ini tidak hanya menambah variasi rasa, tetapi juga membantu beberapa orang yang kurang terbiasa dengan tekstur mentahnya untuk lebih mudah menikmatinya.

Baca Juga : Miso Soup: Sup Fermentasi dari Jepang


Bagi masyarakat Inuit yang tinggal di pedalaman Artik, Muktuk adalah lebih dari sekadar makanan. Hidangan ini mencerminkan ketahanan hidup mereka di lingkungan yang keras dan sulit. Melalui Muktuk, kita dapat melihat bagaimana tradisi, alam, dan kebutuhan biologis berpadu dalam harmoni. Di balik tekstur yang unik dan cita rasa yang khas, Muktuk adalah simbol keberanian dan kearifan lokal yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Komentar